Malika Cendekia MMR |
"Sama sekali tidak benar. Dr Wakefield yang membuat penelitian tersebut bukan ahli vaksin, dia adalah dokter spesialis bedah. Penelitian beliau pada tahun 1999 hanya menggunakan 18 sampel," ujar dr Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si, Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dalam acara seminar 'Imunisasi Melindungi Anak Indonesia dari Wabah Penyakit, Kecacatan, dan Kematian' yang diselenggarakan di Gedung Prof. dr. Sujudi, Kementerian Kesehatan, Jl Rasuna Said, Jakarta, seperti ditulis Minggu (28/4/2013).
Dilanjutkan lagi oleh dr Soedjatmiko, akibat hasil penelitian dr Wakefield tersebut, banyak penelitian yang dilakukan oleh ahli vaksin di beberapa negara untuk membuktikan kebenarannya.
Hasilnya, 26 penelitian lain yang dipublikasikan oleh American Academic of Pediatric (AAP) menyimpulkan MMR tidak terbukti menyebabkan autisme pada anak.
Setelah dilakukan audit oleh tim ahli penelitian di Inggris, terbukti bahwa dr Wakefield memalsukan data, sehingga kesimpulan dari hasil penelitiannya tidak bisa dibenarkan.
Pembuktian dari ahli vaksin dari 26 negara tersebut telah dipublikasikan di majalah resmi kedokteran Inggris, British Medical Journal, pada Februari 2011.
Mumps, Morbili, dan Rubela (MMR) merupakan vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit gondongan, radang buah zakar, campak, dan campak Jerman.
Dengan adanya pembuktian tersebut, dr Soedjatmiko, yang juga merupakan anggota Indonesia Technical Advisory Group for Immunization (ITAGI) mengharapkan orang tua untuk lebih peduli dan percaya bahwa imunisasi MMR aman untuk anak.
Sumber : Detik Health
No comments:
Post a Comment