Search This Blog

Wednesday, May 29, 2013

Tak Boleh Nikah Kalau Belum Vaksin Tetanus!

Jakarta, Mengurus pernikahan sudah tentu merepotkan. Mulai dari mengurus baju pengantin hingga katering. Namun, jangan lupakan untuk imunisasi tetanus ya.
Mami Papi Malika

"Imunisasi atau vaksinasi tetanus itu penting untuk wanita. Jangan harap KUA mengizinkan untuk nikah kalau belum suntik tetanus," ujar dr Sukamto Koesnoe, Sp.PD, FINASIM.

Hal ini senada dengan pendapat Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI dan juga dr Dirga Sakti Rambe, M.Sc-VPCD. Dalam acara media briefing Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI di RSCM Kencana, Jakarta, Rabu (22/5/2013), keduanya mengatakan imunisasi tetanus harus dilakukan sebelum menikah.

"Pertama dilakukan sebelum menikah, lalu yang kedua saat trimester pertama kehamilan," kata dr Dirga. Menurut Dirga dengan minimal 2 kali suntik tetanus perlindungannya dapat selama 10 tahun.

Selanjutnya, dr Iris menambahkan bahwa suntik tetanus memang memiliki 5 seri proteksi yaitu pada saat bayi, usia sekolah (SD), wanita usia subur, 1 bulan sebelum menikah, dan saat trimester pertama. "Minimal 2 kali, tetapi lengkapnya 5 kali. Jika 5 kali itu bertahan sampai 25 tahun," kata dr Iris.

Dr Iris menjelaskan jika wanita tidak melakukan imunisasi tetanus besar kemungkinan terinfeksi tetanus saat melahirkan namun angka penyakit tetanus saat ini pada bayi sudah jarang. Selain itu, dr Sukamto kembali mengingatkan untuk tetap waspada pada kejadian tiba-tiba yang rentan mengakibatkan tetanus seperti kecelakaan atau bencana alam.

Sumber : Detik Health

Imunisasi MMR Bikin Anak Jadi Autis, Benarkah?

Malika Cendekia MMR
Jakarta, Vaksin yang diberikan pada anak-anak diharapkan akan memberikan respons positif pada tubuh anak, yaitu menjadi kebal terhadap suatu penyakit tertentu. Bagaimana dengan penelitian yang menyatakan vaksin Mumps, Morbili, dan Rubela (MMR) justru menyebabkan autisme pada anak?

"Sama sekali tidak benar. Dr Wakefield yang membuat penelitian tersebut bukan ahli vaksin, dia adalah dokter spesialis bedah. Penelitian beliau pada tahun 1999 hanya menggunakan 18 sampel," ujar dr Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si, Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dalam acara seminar 'Imunisasi Melindungi Anak Indonesia dari Wabah Penyakit, Kecacatan, dan Kematian' yang diselenggarakan di Gedung Prof. dr. Sujudi, Kementerian Kesehatan, Jl Rasuna Said, Jakarta, seperti ditulis Minggu (28/4/2013).

Dilanjutkan lagi oleh dr Soedjatmiko, akibat hasil penelitian dr Wakefield tersebut, banyak penelitian yang dilakukan oleh ahli vaksin di beberapa negara untuk membuktikan kebenarannya.

Hasilnya, 26 penelitian lain yang dipublikasikan oleh American Academic of Pediatric (AAP) menyimpulkan MMR tidak terbukti menyebabkan autisme pada anak.

Setelah dilakukan audit oleh tim ahli penelitian di Inggris, terbukti bahwa dr Wakefield memalsukan data, sehingga kesimpulan dari hasil penelitiannya tidak bisa dibenarkan.

Pembuktian dari ahli vaksin dari 26 negara tersebut telah dipublikasikan di majalah resmi kedokteran Inggris, British Medical Journal, pada Februari 2011.

Mumps, Morbili, dan Rubela (MMR) merupakan vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit gondongan, radang buah zakar, campak, dan campak Jerman.

Dengan adanya pembuktian tersebut, dr Soedjatmiko, yang juga merupakan anggota Indonesia Technical Advisory Group for Immunization (ITAGI) mengharapkan orang tua untuk lebih peduli dan percaya bahwa imunisasi MMR aman untuk anak.

Sumber : Detik Health

Imunisasi Ini Wajib Diberikan Pada Bayi Anda

Jakarta, Imunisasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan sebagai bentuk pencegahan penyakit. Semua anak, dimulai sejak usia bayi, berhak mendapatkan pelayanan ini. Sebab jika tidak diimunisasi, banyak efek buruk yang bisa terjadi. Imunisasi apa saja yang wajib diberikan untuk bayi yang berusia di bawah 12 bulan?

baby Malika Cendekia

Berikut imunisasi yang wajib diberikan pada bayi berusia di bawah 12 bulan, seperti dikutip dari buku 'Rahasia Ibu Pintar: Panduan Merawat Bayi Pasca Persalinan Sampai 12 Bulan', yang ditulis oleh Nini Umi Nazwa:

1. BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Vaksin ini wajib diberikan yang gunanya mencegah penyakit TB (Tuberkulosis). Vaksin BCG bisa 80 persen efektif mencegah TBC selama jangka waktu 15 tahun. Imunisasi BCG hanya dilakukan sekali, efektifnya saat bayi berusia 1 bulan. Suntikan ini akan menampakkan 'bisul' kecil di daerah yang disuntik. Bila tidak, harus dilakukan suntikan ulang.

2. Hepatitis B
Vaksin ini wajib diberikan ke bayi bahkan sebelum ia meninggalkan rumah sakit. Imunisasi ini merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya VHB, yaitu virus penyebab penyakit hepatitis B. Vaksin ini diberikan sebanyak 3 kali. Aturannya, bila suntkan ke-1 dilakukan pada usia 1 bulan, jangka waktu suntikan ke-2 antara 1-2 bulan kemudian, sedangkan suntikan ke-3 dilakukan sampai 5 bulan kemudian.

Vaksin ini melindungi bayi dari virus hepatitis B yang sulit disembuhkan yang mana balita bisa terkena dari ibu yang mengidap hepatitis selama proses persalinan.

3. Polio
Vaksin ini wajib diberikan karena ancaman polio yang masih ada. Vaksin ini untuk menangkal kelumpuhan akibat virus polio. Vaksin polio pertama diberikan setelah lahir. Kemudian vaksin ini diberikan 3 kali, saat bayi berumur 2, 4, dan 6 bulan. Pemberian vaksin ini bisa diulang pada usia 18 bulan dan 5 tahun.

4. DPT atau DTP
Vaksin ini wajib diberikan yang merupakan campuran dari tiga vaksin yaitu untuk mencegah penyakit difteri (yang menyerang tenggorokan), pertusis (batuk rejan), dan tetanus (infeksi akibat luka yang menimbulkan kejang-kejang).

Vaksin ini diberikan sebanyak 4 kali dan pertama kali saat bayi berumur lebih dari enam minggu. Lalu saat bayi berumur 4 dan 6 bulan. Suntikan terakhir biasanya diberikan saat anak berusia di atas 1 tahun.

5. Vaksin Campak, Gondong dan Rubela (MMR)
Vaksin MMR melindungi anak dari tiga virus: campak (yang menyebabkan demam tinggi dan ruam tubuh-lebar), gondong (yang menyebabkan rasa sakit wajah, pembengkakan kelenjar liur, dan kadang-kadang pembengkakan skrotum pada laki-laki), dan rubella atau campak Jerman (yang dapat menyebabkan kecacatan lahir jika infeksi terjadi selama kehamilan).

Vaksin ini pertama diberikan pada anak saat usia 12 hingga 15 bulan dan pada usia antara 4 dan 6 tahun.

"Imunisasi yang wajib itu misalnya polio, BCG, hepatitis, DPT, dan campak. Imunisasi itu sangat penting, fatal jika tidak diberikan khususnya pada penyakit-penyakit yang berbahaya. Jika tidak diberikan akan lebih besar kerugiannya," ungkap dr Utami Roesli, SpA, MBA, IBCLC, dokter spesialis anak RS St Carolus sekaligus ketua Sentra Laktasi Indonesia, saat dihubungi detikHealth, dan ditulis pada Rabu (8/5/2013).

sumber : Detik Health